Tak perlu didebatkan lagi, ban adalah salah satu komponen penting pada kendaraan, termasuk mobil. Hampir tidak mungkin mobil bisa berjalan tanpa ban sehingga perawatannya mesti dilakukan dengan baik.
Oleh karena itu pemilik kendaraan mesti cermat saat membaca kode ban dan mengetahui jenis tapaknya agar bisa menyesuaikannya dengan cara perawatan yang tepat untuk jenis ban tersebut.
Selain itu, tekanan, kondisi, serta umur ban, juga harus diperhatikan karena akan menjadi faktor penentu keselamatan Anda ketika mobil tengah dipacu.
Salah satu cara untuk menjaga ban tetap dalam kondisi prima, Carvaganza menuliskan, adalah dengan merotasi penggunaan keempat ban pada mobil Anda. Rotasi perlu dilakukan secara rutin agar tingkat keausan ban, baik depan maupun belakang, sama sehingga usia penggunaannya bisa bertambah dan kestabilan mobil saat dikendarai terjaga.
Duta Jenama Mitsubishi yang juga pebalap nasional Rifat Sungkar menjelaskan rotasi ban perlu untuk dilakukan terutama saat menghadapi pergantian musim dari panas ke hujan.
Alasannya, Rifat menjelaskan, roda depan butuh traksi lebih baik saat berbelok, sementara saat musim panas dua roda depan itu pasti cepat tergerus aspal.
Perlu diingat bahwa rotasi baru bisa dilakukan jika keempat ban yang digunakan memiliki ukuran yang sama. Mobil yang menggunakan ukuran ban depan yang berbeda dengan ban belakang, biasanya mobil-mobil jenis sport, tidak perlu melakukan rotasi karena malah akan berbahaya.
Goodyear Indonesia menyarankan untuk mobil berpenggerak dua roda sebaiknya rotasi dilakukan setiap 10.000km sementara mobil berpenggerak empat roda (4WD) setiap 6.000km.
Rotasi empat roda
Menurut Goodyear, ban dengan pola tapak (kembangan) symetric dapat dirotasi dengan pola 'X', di mana ban yang akan dipindahkan ke sumbu penggerak dipasangkan berlawanan dari posisi sebelumnya.
Untuk mobil berpenggerak roda depan, ban depan dipindah silang ke belakang (kiri depan ke kanan belakang dan sebaliknya) sementara ban belakang pindah ke depan sesuai posisi sebelumnya (belakang kanan ke depan kanan, belakang kiri ke depan kiri).
Sedangkan pada mobil berpenggerak roda belakang lakukan kebalikannya, roda belakang dipindah silang ke depan, roda depan pindah ke belakang sesuai posisi sebelumnya.
Sementara untuk yang menggunakan ban dengan kembangan "directional" --biasanya pada ban terdapat tanda panah arah putaran ban dan tulisan "rotation"-- posisi ban harus tetap berada di tempat yang sama. Artinya kanan depan ditukar dengan kanan belakang, kiri depan ditukar dengan kiri belakang.
Untuk mobil 4WD, lakukan rotasi silang --kiri depan ke kanan belakang, kiri belakang ke kanan depan, dan sebaliknya.
Rotasi lima roda
Metode ini, seperti dijelaskan Carvaganza, melibatkan ban serep dan hanya bisa dilakukan pada ban dengan pola tapak symetric.
Cara merotasi lima ban ini relatif mirip dengan cara rotasi silang.
Ban serep dipasang pada posisi depan kanan, selanjutnya ban depan kanan pindah posisi ke kanan belakang. Ban belakang kanan dipindah menyilang ke kiri depan dan kiri depan pindah ke belakang kiri. Dan akhirnya ban belakang kiri yang akhirnya menjadi ban serep.
Bahaya merotasi silang ban directional
Apa yang akan terjadi jika ban directional dirotasi silang?
Adang Supandi, Product Technical Senior Manager PT Gajah Tunggal, dalam laman Astra Credit Companies menjelaskan bakal terjadi aquaplaning yang sangat berbahaya di lintasan basah. Aquaplaning adalah hilangnya traksi ban ke jalan karena tapak ban tidak mampu membuang air secara sempurna. Jadi mobil serasa mengambang di air.
Sementara saat melintasi jalanan kering, Adang menambahkan, suara gesekan ban dengan aspal terdengar lebih berisik dan tapak ban pun bakal cepat aus.
Comments
Post a Comment